Aku Pernah Yakin Bahwa Kamulah Pendamping Hidupku, Namun Sayangnya Tuhan Berkata Lain
Bertemu seseorang yang membuat yakin bahwa dia adalah the one kita memang tidak mudah. Aku bertemu kamu di masa lampau, ketika kita sama-sama masih sangat muda. Kita rajut kisah seindah mungkin hingga suatu hari kita tersadar bahwa cinta jatuh di tempat yang tidak tepat.
Pada pertengahan tahun, kita memutuskan untuk berjalan dengan kehidupan masing-masing. Aku pun saat itu berjanji akan sesegera mungkin temukan bahagiaku tanpamu. Memang sulit sekali bangkit dari rasa terpuruk karena kau tinggalkan. Namun pada akhirnya luka itu sembuh dengan sendirinya.
Aku mulai banyak mengerti mengapa Tuhan mempertemukanku denganmu. Aku memang mungkin tidak berjodoh denganmu. Ya, kita hanya ditakdirkan untuk dapat saling belajar banyak hal tentang cinta dan kebersamaan.
Bersamamu memang berakhir menyakitkan, tapi aku tak menyesal karena pernah kamu cintai.
Akhir hubungan kita memang tidak sesuai dengan apa yang pernah kita harapkan. Tapi aku tidak membencimu. Setidaknya kamu juga pernah memberiku bahagia tak terkira. Kamu pernah membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat hanya karena melihat senyummu.
Terimakasih karena pernah mencintaiku lengkap dengan segala kekuranganku. Terimakasih karena pernah memilih untuk bertahan dan memperjuangkanku walaupun akhirnya kamu melepaskan genggamanmu.
Kamu telah memberiku pengalaman yang begitu berharga. Kamu mengajarkanku bahwa mencintai itu begitu menyenangkan. Karenamu aku mengerti bahwa dicintai dengan sepenuh hati itu menenangkan.
Kisahku denganmu adalah chapter favoritku dalam buku kehidupanku.
Berkat dirimu, aku menjadi manusia yang lebih berani. Aku berani mencintai, aku berani merasakan sakit hati dan aku berani untuk pulih dari rasa sakitku. Aku terus mendoktrin diriku bahwa aku harus tetap optimis dan melihat sesuatu dari sisi baiknya.
Meski kini kita tidak bersama, kamu tetaplah bagian dari masa laluku. Akan kusimpan kebersamaan kita dalam laci memori dan kuberi label sebagai kisah paling indah dan mendewasakan.
Mungkin denganmu tak berhasil, namun bukan berarti cinta baru juga akan gagal.
Aku awalnya memang takut untuk memulai yang baru. Terbelenggu traumaku denganmu. Namun, aku sadar, membiarkan diriku terpuruk justru semakin menyusahkanku sendiri. Bagaimanapun juga, aku harus bangkit dan berani memulai sesuatu yang baru lagi.
Hidup akan terus berjalan. Waktu akan meninggalkanku jika aku terus menangisi yang telah lalu. Pada kenyataannya, tanpamu aku masih bisa bernapas dengan bebas meski ada kekosongan yang tidak dapat kupungkiri.
Denganmu mengajarkanku untuk belajar dari masa lalu dan membentuk masa depan yang lebih baik. Cerita baru dengan orang baru pasti akan membuatku mengerti mengapa kisah cintaku dulu tidak berhasil denganmu.
Lalu, bagaimana denganmu? Adakah kamu merasakan hal yang sama denganku? Aku harap kamu juga telah pulih dari rasa sakitmu. Bagaimanapun, aku tidak ingin ada salah satu dari kita yang masih terbelenggu luka lama. Semoga kita segera menemukan cinta kita masing-masing. Cinta yang lebih dewasa dan bijak.
Untuk kamu, terimakasih dan mari berbahagia dengan kehidupan kita saat ini. Suatu saat aku berharap kita dapat bertemu dan tersenyum dengan memandang mata masing-masing sambil berkata, “Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang. Terimakasih telah menjadi bagian dalam perjalananku.”
idntimes.com
Komentar
Posting Komentar